Kamis, 13 November 2014

identifikasi asam amino dan protein

   LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA




 





OLEH

Nama                           : Fero Susanto
NPM                            : E1G013084
Kelompok                    : 4 (Empat )
Hari/Jam                      : Senin/12.00-13.40 WIB
Tanggal                        : 03 November 2014
Ko-Ass                        : 1. Asima Rohana Sinaga
  2. Weka M Bangun
Dosen                         : Dra. Devi Silsia, M,Si
Objek Pratikum           : IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN  PROTEIN









LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PRTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
              Asam amino adalah senyawa yang memiliki gugus amino (-NH2) dan asam karboksilat (-CO2H) pada molekul yang sama. Tetapi bagi kimiawan dan biokimiawan, istilah ini biasanya diartikan sebagai asam amino yang terbentuk dan digunakan dalam makhluk hidup.Asam amino alami membentuk molekul besar (peptida) dan molekul yang lebih besar lagi (protein). Asam amino yang saling berhubungan membentuk peptida.
              Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar bagian tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira lebih dari 50% berat kering tubuh terdiri dari protein. Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri dari unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%) dan nitrogen (1-2%). Ada beberapa jenis protein lainya mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
              Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita, karena protein berfungsi sebagai salah satu sumber energi yang dibutuh kan tubuh. Selain itu pula protein juga berperan dalam sintesis hormon dan pembentukan enzim dan antibodi. Protein juga dibutuhkan bagi tubuh dalam jumlah yang besar.
              Peptida adalah gabungan asam amino yang gugus asam amino alfa dari satu asam bersatu dengan gugus karboksilat alfa dari asam lain, melalui ikatan amida.Ikatan amida yang terbentuk menjadi peptida selalu berasal dari gugus asam amino alfa dan karboksilat alfa, tidak pernah dari rantai samping. Asam amino lalin dapat ditambahkan lagi melalui cara yang sama yang menghasilkan  rantai panjang.

2.    Tujuan Pratikum
1.      Mengetahui unsur-unsur utama penyusun protein.
2.      Membuktikan adanya molekul-molekul peptida di protein.
3.      Membuktikan adanya asam amino bebas pada protein.
4.      Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil alanin yang terdapat dalam protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pemisahan asam amino dengan metode ini didasari oleh kemampuan suatu jenis asam amino yang terlarut dalam suatu campuran pelarut tertentu pada fasa stasioner atau lazim disebut sebagai fasa diam, dimana bila suatu zat terlarut yang terdistribusi dalam dua pelarut dengan volume yang sama dan tidak saling bercampur sehingga perbandingan konsentrasi zat terlarut di dalam kedua pelarut seimbang (Alimuddin).
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein (Anonim, 2009).
Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yangbiasa dijumpai pada protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiapmolekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai strukturion dipolar. (Girindra, 1993).
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik menggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antara asam-asam amino tersebut (Poedjiadi, 1994).
Kata protein sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti pertama yang paling penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan makromolekul heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi, secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat molekkul yang tinggi.
Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptida (Hart, 1987).
Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis suatu protein. (Girinda, 1990).
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. (Winarnno, 1997).
Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer ditambahkan pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu, adalah test yang umum untuk protein dan diberikan oleh peptida yang berisi dua atau lebih rantai peptida. Biuret dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip dengan struktur peptida dari protein(Routh, 1969)
Asosiasi yang terjadi antara dua atau lebih rangkaian polipeptida, dimana masing-masing terlipat menjadi struktur tersier, menjadi protein multisubunit. Tidak semua protein membentuk struktur kuaternair. Antara rangkian polipeptida yang berbeda struktur protein terikat dengan jembatan disulfide. Sedangkan pada protein yang terdiri dari asosiasi subunit yang lebih lemah akan dihubungkan dengan ikatan hidrogen dan efek hidrofobik. Protein ini dapat kembali pada komponen polipeptidanya, atau berubah komposisi subunitnya tergantung pada kebutuhan fungsinya. Singkatnya, struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak bersama-sama membentuk struktur protein.
(Wibowo, luqman, 2009)

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
Alat                                                                 Bahan
Tabung Reaksi                                                Larutan NaOH 10%
Penjepit Tabung                                              Reaksilarutan CuSO4 0,5%
Rak Tabung Reaksi                                         Pereaksi Nihidrin
Cawan Porselen                                              HNO3
Gelas Objek                                                    Pereaksi Milon
Alat Pemanas                                                  HCL Pekat
Pipet Tetes                                                      Sampel ( Albumin Telur, Kasein, Ekstrak Daging, Ekstrak Kacang Hijau )
Sikat Tabung Reaksi
Labu Ukur

3.2 Prosedur Kerja
A.      Uji adanya unsur C, H dan O
1.      Memasukan 1 ml ekstrak kacang hijau ke dalam cawan porselin
2.      Meletakkan kaca objek di atasnya, lalu panaskan.
3.      Memperhatikan adanya pengembunan pada gelas objek, yang menunjukkan adanaya Hidrogen (H) dan Oksigen (O).
4.      Ambil gelas objek, lalu amati bau yang terjadi. Bila tercium bau terbakar, berarti mengandung unsur Nitrogen (N).
5.      Bila terjadi pengarangan berarti ada atom karbon (C).
6.      Ulangi pada sampel ayng lain.
B.   Uji adanya Atom N
1.      Memasukan 1 ml larutan ekstrak kacang hijau ke dalam tabung reaksi.
2.      Menambahkan 1 ml NaOH 10% lalu dipanaskan.
3.      Memperhatikan bau amoniak.
4.      Terbentuknya bau amoniak, lalu ulangi lagi.
C.   Uji adanya Atom S
1.      Memasukan 1 ml ekstrak kacang hijau ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml.
2.      Menambahkan 1 ml NaOH 10%, kemudian memanaskan.
3.      Menambhakan 4 tetes Pb-Asetat 5%.
4.      Bila larutan menghitam, berarti PbS terbentuk. Kemudian menambahkan 4 tetes HCL pekat.
5.      Memperhatikan bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi.
6.      Ulangi percobaan dengan sampel yang lain.
D.   Uji Biuret
1.      Menyediakan 1 buah tabung reaksi lalu isikan dengan ekstrak kacang hijau.
2.      Menambahkan 1 ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 0,4%.
3.      Menyampur denagn baik lalu diamati perubahan yang terjadi.
E.   Uji Nihidrin
1.      Menyediakan satu buah tabung reaksi lalu masukkan ekstrak kacang hijau 2 ml.
2.      Menambahkan 5 tetes pereaksi nihidrin.
3.      Memanaskan di atas penangas air selama 5 menit lalu mengamati perubahan yang terjadi.
F.    Uji Xantoprotein
1.      Menyediakan satu buah tabung reaksi lalu masukkan ekstrak kacang hijau 2 ml.
2.      Menambahkan pada setisp tabung 1 ml HNO3 pekat. Memperhatikan endapan putih yang terbentuk.
3.      Memanaskan lalu perhatikan warna kuning yang terjadi.
4.      Lalu didinginkan di bawah kran, dan tambahkan NaOH 10% tetes demi tetes pada dinding tabung hingga terbntuk lapisan.
5.      Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Reaksi positif bila ada batasan antara protein dan NaOH terbentuk warna jingga.
G.   Uji Milon
1.      Menyediakan satu buah tabung reaksi lalu masukkan ekstrak kacang hijau 2 ml.
2.      Menambhakan pada setiap tabung 1 ml pereaksi milon.
3.      Panaskan, mungkin terbentuk endapan kuning.
4.      Selanjutnya dinginkan di bawah air kran, lalu tambahkan 1 tetes larutan NaNO2 1 %.
5.      Panaskan lagi. Endapan atau larutan akan menjadi merah.



























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
A.   Uji adanya unsur C, H dan O
No
Zat Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Pengembunan
(H Dan O)
Pengarangan
(C)
Bau Rambut Terbakar (N)
1
Ekstak Kacang Hijau
+
+
-
2
Susu Sapi
+
+
+
3
Putih Telur
+
+
+
4
Kaldu Sapi
+
+
+

B.   Uji adanya Atom N
No
Zat Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Bau Amoniak (N)
Kertas Lakmus Merah
1
Ekstak Kacang Hijau
+
-
2
Susu Sapi
+
-
3
Putih Telur
+
-
4
Kaldu Sapi
+
-

C.   Uji adanya Atom N
No
Zat Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Pbs
Belerang (S)
1
Ekstak Kacang Hijau
-
+
2
Susu Sapi
+
+
3
Putih Telur
-
+
4
Kaldu Sapi
-
+


D.  Uji Biuret
No
Zat Uji
Hasil Uji Biuret
Polipeptida (+/-)
1
Ekstak Kacang Hijau
Warna Kuning Menjadi Cokelat
+
2
Susu Sapi
Terbentuknya Warna Ungu
+
3
Putih Telur
Terbentuk Warna Ungu
+
4
Kaldu Sapi
Menjadi Warna Biru
-

E.  Uji Ninhidrin
No
Zat Uji
Hasil Ninhidrin
Asam Amino Bebas
(-/+)
1
Ekstak Kacang Hijau
Berubah Warna Dari Cokelat Encer Menjadi Cokelat Kental
+
2
Susu Sapi
Warna Putih Berubah Menjadi Putih Kebiru-Biruan.
+
3
Putih Telur
Terbantuk Warna Kebiruan
+
4
Kaldu Sapi
Warna Menjadi Ungu
-

F.  Uji Xantoprotein
No
Zat Uji
Hasil Uji Xantoprotein
Tirosin/Triptofan/Fenil
1
Ekstak Kacang Hijau
Berubah Menjadi Warna Jingga
+
2
Susu Sapi
Terbentuk Warna Putih, Dipanaskan Menjadi Hitam Dan Ditambah Naoh Menjadi Hitam
+
3
Putih Telur
Kuning Muda
+
4
Kaldu Sapi

-



G.  Uji Milon
No
Zat Uji
Hasil Uji Milon
Torosin/Triptofan
1
Ekstak Kacang Hijau
Ada Endapan Dan Warna Jadi Merah
+
2
Susu Sapi
Berubah Warna Menjadi Ungu
+
3
Putih Telur
Berubah Warna Menjadi Merah
+
4
Kaldu Sapi
Tidak Terdapat Endapan
-

4.2 Pembahasan
Uji adanya unsur C,H dan O
            Dalam melakukan percobaan ini untuk mengetahui adanya Oksigen, Hidrogen dan karbon di dalam ekstrak kacang hijau. Hasilnya ekstrak kacang hijau mengandung Oksigen dan Oidrogen yang ditandai dengan adanya uap. Dan juga mengandung Nitrogen karena adanya bau yang sedikit menyengat seperti terjadi kebakabaran. Untuk keberadaan atom Karbon belum terdeteksi karena belum nampak adanya pengarangan. Hal ini terjadi karena pemanasan ekstrak kacang hijau yang kurang waktunya.
Uji adanya Atom N
            Ketika ekstrak kacang hijau hanya dipananskan saja tanpa adanya penambahan larutan atau pereaksi lain bau menyengat yang dihasilkan agak samar-samar terdeteksi. Tetapi setelah larutan ekstrak kacang hijau tadi ditambahkan pereaksi NaOH 10 % sebelum dipanaskan maka hasilnya pun berubah dengan ditandai jelasnya bau amoniak yang terdeteksi yang menandakan adanya Atom Nitrogen yang terdeteksi.
Uji adanya Atom S
            Protein ada yang beberapa mengandung unsur tembaga seperti besi (Fe) atau Tembaga dan juga Sulfur (S). Pada percobaan ini tenyata protein ekstrak kacang hijau mengandung Sulfur (S) yang ditandai dengan bau khas yang ditimbulkan oleh Sulfur seperti bau yang sering tercium di dekat gunung berapi. Tetapi mengandung (-) untuk PbS karena larutan tidak banyak berubaah atau tidak berubah menjadi warna hitam.

Uji Biuret
            Ketika ekstrak kacang hijau dicampur dengan pereaksi seperti NaOH dan CuSO4 maka cairan ekstrak kacang hijau yang tadi berwarna putih kehijauan berubah warna menjadi kuning sedikit terang. Serta mengandung polipeptida.
Uji Ninhidrin
            Untuk percobaan ini tidak terjadi perubahan warna yang signifikan antara ekstrak kacang hijau sebelum di reaksikan dengan ekstrak kacang hijau yang telah bereaksi. Dalam teori seharusnya terjadi perubahan warna. Tetapi dalam pratikum ini tidak demikian. Kesalaha belum terdeteksi dimana. Untuk dugaan sementara mungkin perbandingan ukuran ekstrak kacang hijau dan pereaksi ninhidrin yang kurang tepat dimasukan oleh pratikan. Atau mungkin pemanasan yang belum mencapai waktu yang ditentukan.
Uji Xantoprotein
            Reaksi Xantoprotein merupakan salah satu cara untuk mengetahui adanya kadar asam amino dalam suatu larutan maka dilakukanlah percobaan ini. Dalam teori sendiri bahwa larutan akan berubah menjadi warna jingga jika ia mengandung protein. Dan hasil dari percobaan ini terhadap ekstrak kacang hijau ternyata menghasilkan warna atau berubah warna menjadi warna jingga. Ini menandakan bahwa ekstrak kacang hijau mengandung protein.
Uji Milon
            Sesuai dengan teori bahwa larutan protein ditambah dengan pereaksi ini makak akan terjadi perubahan warna dari warna dasar menjadi kuning dan ahirnya menjadi merah. Jika itu yang terjadi maka larutan itu mengandung protein. Maka setelah dilakukan percobaan terhadap ekstrak kacang hijau dengan warna dasar adalah putih kehijauan setelah ditambah pereaksi milon dan dipanaskan larutan berubah menjadi kuning dan setelah diberi tambahan larutan NaNO2 maka larutan berubah menjadi merah. Maka uji milon menujukana hasil yang (+) tehadap protein ekstrak kacang hijau.

























BAB V
PENUTUP

5.1   Kesimpulan
1.      Protein disusun oleh unsur-unsur asam amino yang pada setiap protein asam amino penyusunya berbeda dan juga posisinya berbeda.
2.      Setiap asam amino yang mebedakan denagn asam amino lainya yaitu pada ikatan R nya.
3.      Protein mengandung molekul peptida yang ditandai dengan adanya atom Karbon yang berbagi elektron dengan atom Nitrogen dan ditandai dengan terjadi peguapan molekul air.
4.      Asam amino bebas juga terdapat di dalam protein yang dtandai positif pada saat reaksi protein ekstrak kacang hijau dan pereaksi ninhidrin
5.       Untuk tirosoin,triptopan dan fenil alanin juga terdapat dalam protein kacang hijau dibuktikan positif saat reaksi uji Xantoprotein.

5.2   Saran
1.      Saran untuk sesama pratikan
Pratikum akan lebih efektif jika dilakukan dan dikerjakan pada suasana yang tenang dan kondusif. Semoga kedepan lebih kondusif.
2.      Untuk Ko-Ass
Hanya sebatas saran sepertinya akan lebih baik jika semua yang terlibat dalam pratikum mengunakan jas pratikum. Karena menurut saya jas pratikum fungsi utamanya adalah untuk keselamatan diri. Karena kecelakaan bisa terjadi kapan saja. Dan juga suasana pratikum akan lebih enak dipandang.






JAWABAN PERTANYAAN

1.      Jelaskan apa yang dimaksud asam amino alfa dan ikatan peptida.
Ø  Asam amino alfa adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa.
Ø  Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus karboksil suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina molekul lainnya. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan lepasnya molekul air ketika reaksi berlangsung.[1] Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH,[2] dan menghasilkan molekul yang disebut amida. Ikatan peptida ini dapat menyerap panjang gelombang 190-230 nm.
2.      Jelaskan perbedaan antara polipeptida dan protein.
Ø  Polipeptida merupakan rangkaian asam amino. Polipeptida kemudian dibetuk menjadi protein struktural dan fungsional sel
Ø  Sedangkan protein adalah pembentuk struktur sel itu sendiri.
3.      Apakah reaksi nihidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino secara kuantitatis.
iya

4.      Tulis klasifikasi asam amino beserta anggotanya.
a.       Golongan Asam Amino dengan Gugus R Non Polar dan Alifatik
·         Glisin
·         Alanin
·         Prolin
·         Isoleusin
b.      Golongan Asam Amino dengan Gugus R Aromatik
·         Phenilalanin
·         Tyrosin
·         Tryptofan
c.       Golongan asam amino dengan gugus R Polar, Tidak Bermuatan
·         Asparagine
·         Glutamine
·         Serine
·         Threonine
d.      Golongan asam amino dengan gugus R mengandung Sulfur
·         Meithionine
·         Cytein
e.       Golongan asam amino dengan gugus R bermuatan Negatif (asam)
·         Aspartate
·         Glutamate
f.       Golongan asam amino dengan gugus R bermuatan Positif (basa)
·         Arginin
·         Lisine
·         histidine


















DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin, R, 2011, Identifikasi Asam Amino (Online), (Http://Duniaraa 13.Blogspot.Com), Diakses Pada Tanggal 15 November 2013 Pukul 01.40 Wita
Anonim., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, Ui Press, Jakarta.
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
Hart,H, 1987, Kimia Organik, Alih Bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga, Jakarta
Poedjiadi, A. Dan F. M. T. Supriyanti., 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta,          Penerbit Universitas Indonesia.
Routh, J.I, 1969, Essential Of General Organic And Biochemistry, W.B.Sounders Company, Philadelphia
Wibowo, Luqman. 2009. Deskripsi Dan Macam-Macam Tingkatan Struktur Protein. Bandung
Winarno, F.G, 1997, Kimia Pangan Dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta