Senin, 01 Desember 2014

identifikasi karbohidrat



  LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA




OLEH

Nama                           : Fero Susanto
NPM                            : E1G013084
Kelompok                    : 4 (Empat )
Hari/Jam                      : Senin/12.00-13.40 WIB
Tanggal                        : 17 November 2014
Ko-Ass                        : 1. Asima Rohana Sinaga
  2. Weka M Bangun
Dosen                         : 1. Dra. Devi Silsia, M,Si
                                                                          2. Fitri Electrika Dewi S, STP, M.Sc
                                       3. Drs. Hasan B. Daulay, MS
Objek Pratikum           : IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT




LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Karbohidrat atau sakarida yang berarti gula dalalm bahasa Yunani adalah sego;ongan senyawa organik yang palng melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki beberapa fungsi dalalm tubuh mahluk hidup terutama sebagai bahan bakar, cadangan makanan dan materi pembangun.
            Karbohidrat adalah abahan yang sangat dibutuhkan mahluk hidup disampinlemak dan protein. Senyawa ini dalam tubuh merupakan cadanngan makanan dan energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang terdapat di alam berupa polisakarida dangan berat molekul yang tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyususn di dalam dinding sel dan jaringan pengikat.
            Karbohidrat yang berasal dari makanan kita sehari-hari, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolism. Hasil metabolism karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari, yaitu glukosa yang dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Dan selanjutnya glukosa yang terjadi di ubah menjadi amilum dan disimpan dalam bagian lain, misalnya pada buah, dan  umbi-umbian.
            Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organic yang tersusun hanya dari atom karbon, hydrogen. Karbohidrat digolongkan kedalam 3 golonngan yaitu Monosakarida, Olisakarida, dan Polisakarida. Jenis karbohidrat yang sangat banyak maka diperlukan pengetahuan dasar tentang sifat fisik dan kimia karbohidrat, selain itu keragaman jenis memerlukan cara pengujian yang berbeda.
2.    Tujuan Pratikum  
1.      Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.
2.      Membedakan antara monosakarida dan disakarida.
3.      Membuktikan adanya gula polisakarida.
4.      Membuktikan adanya gula pereduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagaI aktivitasfisik seperti berolahraga atau bekerja (Sirajuddin, 2010).
Pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan teknik kromatografi, akan tetapi terdapat sejumlah test-test kualitatif yang dapat dilakukan diantaranya :
1.      Uji Molish
Uji ini merupakan uji yang paling umum untuk pengetesan adanya karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Pada uji ini asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan glikosidik, menghasilkan monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural dan turunanya. Furfural mengalami sulfonasi dengan alpha naftol yang akan menghasilkan cincin warna ungu kompleks (merah-ungu), yang menunjukan adanya karbohidrat.
2.      Uji Benedict
Uji ini digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang memberikan perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi (Muray dkk, 2009).
Karbohidrat adalah poli hidroksi aldehid dan poli hidroksi keton dan meliputi kondensat polimer - polimernya yang terbentuk. Rumus empiris karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut : Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi ada juga karbohidrat yang mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas, yaitu deoksiribosa, deoksiheksosa dan lain- lain (Murayy, 2009).
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan Oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom karbon), serta pentosa (5-atom karbon), dan polimernya memegang perana penting dalam ilmu gizi (Almatsier, 2001).
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein (Winarno, 2002).
Sifat-sifat karbohidrat Beberapa sifat karbohidrat antara lain:
a.    Mono dan disakarida memiliki rasa manis yang disebabkan oleh gugus hidroksilnya, oleh karena itu golongan ini disebut gula.
b.    Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan α-naftol (dalam alcohol) dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat (uji Molisch)
c.    Warna biru kehijauan akan timbul apabila larutan karbohidrat dicampur dengan asam sulfat pekat dan anthroe. Warna ini timbul karena terbentuknya furfural dan hidroksi furfural sebagai senyawa derifat dari gula-gula (Sudarmadji, 2003).
Sedangkan sifat-sifat umum karbohidrat menurut Soeharsono (1978), adalah sebagai berikut:
a.    Daya mereduksi
Bilamana monosakarida seperti glukosa dan fruktosa ditambahkan ke dalam larutan luff maupun benedict maka akan timbul endapan warna merah bata. Sedangkan sakarosa tidak dapat menyebabkan perubahan warna. Perbedaan ini disebabkan pada monosakarida terdapat gugus karbonil yang reduktif, sedangkan pada sakarosa tidak. Gugus reduktif pada sakarosa terdapat pada atom C nomor 1 pada glukosa sedangkan pada fruktosa pada atom C nomor 2. Jika atom-atom tersebut saling mengikat maka daya reduksinya akan hilang, seperti apa yang terjadi pada sakarosa. Larutan yang dipergunakan untuk menguji daya mereduksi suatu disakarida adalah larutan benedict. Unsur atau ion yang penting yang terdapat pada larutan tersebut adalah Cu2+ yang berwarna biru. Gula reduksi akan mengubah atau mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ (Cu2O) yang mengendap dan berwarna merah bata. Zat pereduksi itu sendiri akan berubah menjadi asam.
b.    Pengaruh asam
Monosakarida stabil terhadap asam mineral encer dan panas. Asam yang pekat akan menyebabkan dehidrasi menjadi furfural, yaitu suatu turunan aldehid.
c.    Pengaruh alkali
Larutan basa encer pada suhu kamar akan mengubah sakarida. Perubahan ini terjadi pada atom C anomerik dan atom C tetangganya tanpa mempengaruhi atom-atom C lainnya. Jika D-glukosa dituangi larutan basa encer maka sakarida itu akan berubah menjadi campuran: D-glukosa, D-manosa, D-fruktosa. Perubahan menjadi senyawaan tersebut melalui bentuk-bentuk enediolnya. Bilamana basa yang digunakan berkadar tinggi maka akan terjadi fragmentasi atau polimerisasi. Sehingga monosakarida akan mudah mengalami dekomposisi dan menghasilkan pencoklatan non-enzimatis bila dipanaskan dalam suasana basa. Tetapi pada disakarida dalam suasana sedikit basa akan lebih stabil terhadap reaksi hidrolisis. (Soeharsono,1978)














BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
Alat                                                                 Bahan
Tabung Reaksi                                                Pereaksi Molisch
Penjepit Tabung Reaksi                                  H2SO4 Pekat
Rak Tabung Reaksi                                         Larutan Iodium
Pipet Tetes Pereaksi                                        Benedict
Sikat Tabung Reaksi                                       Pereaksi Milon
Pengatur Waktu                                              Larutan Uji (Amilum, Glikogen, Sukrosa, Maltosa, Fruktosa, Glukosa)           

3.2 Prosedur Kerja
A. Uji Molisch
1.      Masukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
2.      Tambahakan 3 tetes pereaksi molisch lalu diaduk sampai homogen.
3.      Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan denagn ahti-hati 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi agar tidak bercampur.
Reaksipositif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
B. Uji Benedict
1.      Memasukan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan maltosa dan 15 tetes benedict. Campurlah dengan baik.
2.      Memasukan ke dalam penangas air selama 5 menit.
3.      Didinginkan secara perlahan-lahan.
4.      Memperhatikan warna atau endapa yang terbentuk.
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan biru kehijauan, kuning, atau bata merah. Tergantung kadar gula pereduksi yang terbentuk.
C. Uji Milon
1.      Memasukan 2 ml larutan maltosa ke dalam tabung reaksi.
2.      Menambahkan 1 ml pereaksi molon pada tabung reaksi.
3.      Kemudian panaskan di penangas air.
4.      Amati perubahan yang terjadi.
























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengamatan.

A. Uji Molisch
Bahan
Hasil Uji Molisch
Karbohidrat (-/+)
Amilum 1 %
Terbentuk dan lapisan ada cincinya
+
Glikogen 1 %
Warna keruh
-
Sukrosa 1 %
Lapisan warna putih
-
Maltosa 1 %
Tidak ada lapisan warna dan panas
-
Fruktosa 1 %
Warna bening dan panas
-
Glukosa 1 %
Tidak ada perubahan warna
-

B. Uji Benedict
Bahan
Hasil Uji Benedict
Gula Reduksi (-/+)
Amilum 1 %
Lapisan biru kehijaun
+
Glikogen 1 %
Lapisan biru kehijaun
+
Sukrosa 1 %
Lapisan biru kehijaun
+
Maltosa 1 %
Lapisan biru kehijaun
+
Fruktosa 1 %
Lapisan biru kehijaun
+
Glukosa 1 %
Tidak ada
-

C. Uji Milon
Bahan
Hasil Uji Milon

Amilum 1 %
Berubah warna keruh

Glikogen 1 %
Tidak terjadi

Sukrosa 1 %
Tidak ada perubahan warna

Maltosa 1 %
Tidak ada perubahan warna

Fruktosa 1 %
Tidak ada perubahan warna

Glukosa 1 %
Tidak ada perubahan warna


5.2 Pembahasan
          Pada patikum kali ini melakukan uji karbohidrat ( molisch, benedict, dan milon) terhadap larutan uji Maltosa. Pada uji molisch tidak terjadi perubahan warna pada maltosa atau warna tetap bening. Menurut teori ketika terjadi perubahan warna biru dan terbentuk cincin maka larutan tersebut positif mengandung karbohidrat. Sehingga dari percobaan ini menandakan bahwa maltosa negatif mengandung karbohidrat.
            Pada uji kedua yaitu uji benedict. Uji benedict adalah uji untuk mengetahui ada atau tidaknya gula reduksi dalam suatu larutan. Adanya gula pereduksi ditandai dengan larutan berubah warna pada endapan menjadi biru kehijauan, kuning atau merah bata, perubahan warna ini tergantung dengan kadar gula pereduksi yang ada. Dan untuk uji benedict terhadap larutan maltosa, setelah diuji ternyata menghasilkan warna endapan biru kehijauan. Ini menandakan di dalam maltosa terdapat kadr gula pereduksi yang cukup besar.
            Dan uji yang terahir adalah uji milon. Pada uji yang terahir ini menghasilkan warna larutan maltosa setelah diuji tetap seperti sebelum diuji atau tidak terjadi perubahan warna. Dalam cara kerja pada nomor ketiga dijelaskan tentang penambahan 1 tetes larutan NaNO2 1% yang akan membuat larutan atau endapan menjadi merah bata. Tetapi pada uji ini tidak dilakukan langkah itu sehingga mungkin hal inilah yang membuat larutan tidak berubah warna. Dan juga pada langkah sebelumnya dijelaskan bahwa ketika dipanaskan larutan akan membentuk warna kuning, tetapi hal ini tidak terjadi pada maltosa. Untuk yang satu ini belum diketahui letak kesalahanya.




BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.      Adanya kadar karbohidrat pada suatu bahan ditandai dengan terbentuknya cincin warna ungu pada saat larutan tersebut diuji dengan pereaksi molisch.
2.      Monosakarida merupakan karbohidrat yang berbentuk aldehid atau keto dan memiliki 2 atau lebih gugus hidroksil. Sedangkan disakarida merupakan gabungan 2 monosakarida yang terikat pada O-Glikosidik.
3.      Pada amilum dan glikogen terdapat polisakarida yang ditandai dengan perubahan warna larutan.
4.      Adanya kadar gula pereduksi pada suatu bahan ditandai dengan terbentuknya endapan biru kehijauan, kuning atau merah bata pada saat uji benedict. Warna ini dipengaruhi oleh kadar gula pereduksi yang ada di dalam larutan.

5.2 Saran
            Uji milon tidak terdapat pada langkah kerja identifkasi karbohidrat, semoga pratikum kedepan terjadi perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah 1. Tidak melakukan uji yang tidak terdapat pada langkah kerja, 2. Melakukan uji sesuai langkah kerja hingga selesai, atau 3. Uji mion dimasukkan ke dalam uji identifikasi karbohidart.











DAFTAR PUSTAKA

Soeharsono, 1978. Petunjuk Praktikum Biokimia. PAU Pangan dan Gizi, UGM Yogyakarta.
Sudarmadji, Slamet dkk., 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta Winarno, F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Almatsier. S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran  EGC.
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : 
            Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.