LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA
OLEH
Nama : Fero Susanto
NPM : E1G013084
Kelompok : 4 (Empat )
Hari/Jam : Senin/12.00-13.40 WIB
Tanggal : 17 November 2014
Ko-Ass : 1. Asima Rohana Sinaga
2. Weka
M Bangun
Dosen : 1. Dra. Devi Silsia, M,Si
2. Fitri Electrika Dewi S, STP, M.Sc
2. Fitri Electrika Dewi S, STP, M.Sc
3. Drs. Hasan B. Daulay, MS
Objek Pratikum : IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Karbohidrat atau sakarida yang
berarti gula dalalm bahasa Yunani adalah sego;ongan senyawa organik yang palng
melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki beberapa fungsi dalalm tubuh mahluk
hidup terutama sebagai bahan bakar, cadangan makanan dan materi pembangun.
Karbohidrat
adalah abahan yang sangat dibutuhkan mahluk hidup disampinlemak dan protein.
Senyawa ini dalam tubuh merupakan cadanngan makanan dan energi yang disimpan
dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang terdapat di alam berupa polisakarida
dangan berat molekul yang tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai
penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyususn di dalam
dinding sel dan jaringan pengikat.
Karbohidrat
yang berasal dari makanan kita sehari-hari, dalam tubuh mengalami perubahan
atau metabolism. Hasil metabolism karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang
terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis
dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi.
Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi
matahari, yaitu glukosa yang dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan
bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Dan selanjutnya glukosa yang
terjadi di ubah menjadi amilum dan disimpan dalam bagian lain, misalnya pada
buah, dan umbi-umbian.
Karbohidrat
atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organic yang tersusun hanya dari
atom karbon, hydrogen. Karbohidrat digolongkan kedalam 3 golonngan yaitu
Monosakarida, Olisakarida, dan Polisakarida. Jenis karbohidrat yang sangat
banyak maka diperlukan pengetahuan dasar tentang sifat fisik dan kimia
karbohidrat, selain itu keragaman jenis memerlukan cara pengujian yang berbeda.
2.
Tujuan Pratikum
1.
Mengidentifikasi adanya
karbohidrat dalam suatu bahan.
2.
Membedakan antara monosakarida dan
disakarida.
3.
Membuktikan adanya gula
polisakarida.
4.
Membuktikan adanya gula pereduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari
molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi
utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram
karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi
hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh
tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi
jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagaI aktivitasfisik seperti
berolahraga atau bekerja (Sirajuddin, 2010).
Pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan teknik
kromatografi, akan tetapi terdapat sejumlah test-test kualitatif yang dapat
dilakukan diantaranya :
1. Uji Molish
Uji ini
merupakan uji yang paling umum untuk pengetesan adanya karbohidrat dan senyawa
organik lainnya. Pada uji ini asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis
ikatan glikosidik, menghasilkan monosakarida yang akan didehidrasi menjadi
furfural dan turunanya. Furfural mengalami sulfonasi dengan alpha naftol yang
akan menghasilkan cincin warna ungu kompleks (merah-ungu), yang menunjukan
adanya karbohidrat.
2. Uji Benedict
Uji ini digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini
memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang memberikan
perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi (Muray dkk, 2009).
Karbohidrat
adalah poli hidroksi aldehid dan poli hidroksi keton dan meliputi kondensat
polimer - polimernya yang terbentuk. Rumus empiris karbohidrat dapat dituliskan
sebagai berikut : Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi ada juga karbohidrat yang
mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas, yaitu deoksiribosa,
deoksiheksosa dan lain- lain (Murayy, 2009).
Semua
jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan
Oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1
seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk
sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom
karbon), serta pentosa (5-atom karbon), dan polimernya memegang perana penting
dalam ilmu gizi (Almatsier, 2001).
Karbohidrat
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh
yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme
lemak dan protein (Winarno, 2002).
Sifat-sifat
karbohidrat Beberapa sifat karbohidrat antara lain:
a.
Mono dan disakarida memiliki rasa manis yang disebabkan oleh gugus
hidroksilnya, oleh karena itu golongan ini disebut gula.
b.
Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah apabila larutannya (dalam air)
dicampur dengan beberapa tetes larutan α-naftol (dalam alcohol) dan kemudian
dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur.
Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat (uji Molisch)
c.
Warna biru kehijauan akan timbul apabila larutan karbohidrat dicampur dengan
asam sulfat pekat dan anthroe. Warna ini timbul karena terbentuknya furfural
dan hidroksi furfural sebagai senyawa derifat dari gula-gula (Sudarmadji,
2003).
Sedangkan
sifat-sifat umum karbohidrat menurut Soeharsono (1978), adalah sebagai berikut:
a.
Daya mereduksi
Bilamana
monosakarida seperti glukosa dan fruktosa ditambahkan ke dalam larutan luff
maupun benedict maka akan timbul endapan warna merah bata. Sedangkan sakarosa
tidak dapat menyebabkan perubahan warna. Perbedaan ini disebabkan pada
monosakarida terdapat gugus karbonil yang reduktif, sedangkan pada sakarosa
tidak. Gugus reduktif pada sakarosa terdapat pada atom C nomor 1 pada glukosa
sedangkan pada fruktosa pada atom C nomor 2. Jika atom-atom tersebut saling
mengikat maka daya reduksinya akan hilang, seperti apa yang terjadi pada
sakarosa. Larutan yang dipergunakan untuk menguji daya mereduksi suatu
disakarida adalah larutan benedict. Unsur atau ion yang penting yang terdapat
pada larutan tersebut adalah Cu2+ yang berwarna biru. Gula reduksi akan
mengubah atau mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ (Cu2O) yang mengendap dan berwarna
merah bata. Zat pereduksi itu sendiri akan berubah menjadi asam.
b.
Pengaruh asam
Monosakarida
stabil terhadap asam mineral encer dan panas. Asam yang pekat akan menyebabkan
dehidrasi menjadi furfural, yaitu suatu turunan aldehid.
c. Pengaruh alkali
c. Pengaruh alkali
Larutan
basa encer pada suhu kamar akan mengubah sakarida. Perubahan ini terjadi pada
atom C anomerik dan atom C tetangganya tanpa mempengaruhi atom-atom C lainnya.
Jika D-glukosa dituangi larutan basa encer maka sakarida itu akan berubah
menjadi campuran: D-glukosa, D-manosa, D-fruktosa. Perubahan menjadi senyawaan
tersebut melalui bentuk-bentuk enediolnya. Bilamana basa yang digunakan
berkadar tinggi maka akan terjadi fragmentasi atau polimerisasi. Sehingga
monosakarida akan mudah mengalami dekomposisi dan menghasilkan pencoklatan
non-enzimatis bila dipanaskan dalam suasana basa. Tetapi pada disakarida dalam
suasana sedikit basa akan lebih stabil terhadap reaksi hidrolisis.
(Soeharsono,1978)
BAB III
METODOLOGI
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Tabung Reaksi Pereaksi
Molisch
Penjepit Tabung Reaksi H2SO4 Pekat
Rak Tabung Reaksi Larutan
Iodium
Pipet Tetes Pereaksi Benedict
Sikat Tabung Reaksi Pereaksi
Milon
Pengatur Waktu Larutan
Uji (Amilum, Glikogen, Sukrosa, Maltosa, Fruktosa, Glukosa)
3.2 Prosedur Kerja
A. Uji Molisch
1. Masukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahakan 3 tetes pereaksi molisch lalu diaduk sampai homogen.
3. Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan denagn ahti-hati 1 ml H2SO4 pekat
melalui dinding tabung reaksi agar tidak bercampur.
Reaksipositif ditandai
dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
B. Uji Benedict
1. Memasukan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan maltosa dan 15 tetes
benedict. Campurlah dengan baik.
2. Memasukan ke dalam penangas air selama 5 menit.
3. Didinginkan secara perlahan-lahan.
4. Memperhatikan warna atau endapa yang terbentuk.
Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya endapan biru kehijauan, kuning, atau bata merah. Tergantung
kadar gula pereduksi yang terbentuk.
C. Uji Milon
1. Memasukan 2 ml larutan maltosa ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 1 ml pereaksi molon pada tabung reaksi.
3. Kemudian panaskan di penangas air.
4. Amati perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Pengamatan.
A. Uji Molisch
Bahan
|
Hasil Uji Molisch
|
Karbohidrat (-/+)
|
Amilum 1 %
|
Terbentuk
dan lapisan ada cincinya
|
+
|
Glikogen 1 %
|
Warna
keruh
|
-
|
Sukrosa 1 %
|
Lapisan
warna putih
|
-
|
Maltosa 1 %
|
Tidak ada
lapisan warna dan panas
|
-
|
Fruktosa 1 %
|
Warna
bening dan panas
|
-
|
Glukosa 1 %
|
Tidak ada
perubahan warna
|
-
|
B. Uji Benedict
Bahan
|
Hasil Uji
Benedict
|
Gula Reduksi (-/+)
|
Amilum 1 %
|
Lapisan
biru kehijaun
|
+
|
Glikogen 1 %
|
Lapisan
biru kehijaun
|
+
|
Sukrosa 1 %
|
Lapisan
biru kehijaun
|
+
|
Maltosa 1 %
|
Lapisan
biru kehijaun
|
+
|
Fruktosa 1 %
|
Lapisan
biru kehijaun
|
+
|
Glukosa 1 %
|
Tidak ada
|
-
|
C. Uji Milon
Bahan
|
Hasil Uji
Milon
|
|
Amilum 1 %
|
Berubah
warna keruh
|
|
Glikogen 1 %
|
Tidak
terjadi
|
|
Sukrosa 1 %
|
Tidak ada
perubahan warna
|
|
Maltosa 1 %
|
Tidak ada perubahan warna
|
|
Fruktosa 1 %
|
Tidak ada perubahan warna
|
|
Glukosa 1 %
|
Tidak ada
perubahan warna
|
|
5.2 Pembahasan
Pada patikum kali ini
melakukan uji karbohidrat ( molisch, benedict, dan milon) terhadap larutan uji
Maltosa. Pada uji molisch tidak terjadi perubahan warna pada maltosa atau warna
tetap bening. Menurut teori ketika terjadi perubahan warna biru dan terbentuk
cincin maka larutan tersebut positif mengandung karbohidrat. Sehingga dari
percobaan ini menandakan bahwa maltosa negatif mengandung karbohidrat.
Pada uji kedua yaitu uji benedict. Uji benedict adalah
uji untuk mengetahui ada atau tidaknya gula reduksi dalam suatu larutan. Adanya
gula pereduksi ditandai dengan larutan berubah warna pada endapan menjadi biru
kehijauan, kuning atau merah bata, perubahan warna ini tergantung dengan kadar
gula pereduksi yang ada. Dan untuk uji benedict terhadap larutan maltosa,
setelah diuji ternyata menghasilkan warna endapan biru kehijauan. Ini
menandakan di dalam maltosa terdapat kadr gula pereduksi yang cukup besar.
Dan uji yang terahir adalah uji milon. Pada uji yang
terahir ini menghasilkan warna larutan maltosa setelah diuji tetap seperti
sebelum diuji atau tidak terjadi perubahan warna. Dalam cara kerja pada nomor
ketiga dijelaskan tentang penambahan 1 tetes larutan NaNO2 1% yang akan membuat
larutan atau endapan menjadi merah bata. Tetapi pada uji ini tidak dilakukan
langkah itu sehingga mungkin hal inilah yang membuat larutan tidak berubah
warna. Dan juga pada langkah sebelumnya dijelaskan bahwa ketika dipanaskan
larutan akan membentuk warna kuning, tetapi hal ini tidak terjadi pada maltosa.
Untuk yang satu ini belum diketahui letak kesalahanya.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Adanya kadar karbohidrat pada suatu bahan ditandai dengan terbentuknya
cincin warna ungu pada saat larutan tersebut diuji dengan pereaksi molisch.
2. Monosakarida merupakan karbohidrat yang berbentuk aldehid atau keto dan
memiliki 2 atau lebih gugus hidroksil. Sedangkan disakarida merupakan gabungan
2 monosakarida yang terikat pada O-Glikosidik.
3. Pada amilum dan glikogen terdapat polisakarida yang ditandai dengan
perubahan warna larutan.
4. Adanya kadar gula pereduksi pada suatu bahan ditandai dengan terbentuknya
endapan biru kehijauan, kuning atau merah bata pada saat uji benedict. Warna
ini dipengaruhi oleh kadar gula pereduksi yang ada di dalam larutan.
5.2 Saran
Uji milon tidak
terdapat pada langkah kerja identifkasi karbohidrat, semoga pratikum kedepan
terjadi perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah 1. Tidak melakukan uji yang
tidak terdapat pada langkah kerja, 2. Melakukan uji sesuai langkah kerja hingga
selesai, atau 3. Uji mion dimasukkan ke dalam uji identifikasi karbohidart.
DAFTAR PUSTAKA
Soeharsono,
1978. Petunjuk Praktikum Biokimia. PAU Pangan dan Gizi, UGM Yogyakarta.
Sudarmadji,
Slamet dkk., 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta
Winarno, F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Almatsier. S. 2001. Prinsip
Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Murray, R. K. dkk.
2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun
Praktikum Biokimia. Makassar :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin.