Senin, 01 Desember 2014

Uji Kelarutan dan Pengendapan Protein



   LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA



OLEH

Nama                           : Fero Susanto
NPM                            : E1G013084
Kelompok                    : 4 (Empat )
Hari/Jam                      : Senin/12.00-13.40 WIB
Tanggal                        : 10 November 2014
Ko-Ass                        : 1. Asima Rohana Sinaga
  2. Weka M Bangun
Dosen                         : Dra. Devi Silsia, M,Si
Objek Pratikum           : Uji Kelarutan dan Pengendapan Protein






LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
              Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar bagian tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira lebih dari 50% berat kering tubuh terdiri dari protein. Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri dari unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%) dan nitrogen (1-2%). Ada beberapa jenis protein lainya mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
              Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita, karena protein berfungsi sebagai salah satu sumber energi yang dibutuh kan tubuh. Selain itu pula protein juga berperan dalam sintesis hormon dan pembentukan enzim dan antibodi. Protein juga dibutuhkan bagi tubuh dalam jumlah yang besar.
              Protein juga merupakan polipeptida yang memiliki kira-kira 100 sampai 1.800 lebih residu asam amino. Protein alamia memiliki 20 jenis asam amino. Berat molekul protein sangatlah besar, ribuan sampai jutaan. Sehingga merupakan suatu makromolekul. Seperti senyawa polimer lain, protein dapat dihidroisis oleh asam, basaatau enzim dan menghasilkan campuran asam-asam amino.
              Pada umumnya protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dan kimia. Sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau modifikasi pada struktur protein tersebur disebut denturasi. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan, aliran listrik dan adanya bahan kimia seperti urea, alkohol atau sabun. Proses denaturasi berlangsung secara reversible dan juga ireversibel tergantung pada penyebabnya.

2.    Tujuan Pratikum
1.      Mengetahui daya larut protein terhadapa pelarut tertentu.
2.      Mengetahui pengaruh larutan garam konsentrasi tinggi terhadap kelarutan protein.
3.      Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap kelarutan protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kata protein sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti pertama yang paling penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan makromolekul heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi, secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat molekkul yang tinggi (Sumardjo. 2006).
Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptida (Hart, 1987).
Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis suatu protein. (Sabiston, 1987).
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. (Winarnno, 1997).
            Protein mempunyai berbagai fungsi, diantaranya : merupakan katalis biokimia (enzim), alat pengangkut dan penyimpan, penunjang mekanisme tubuh, pertahanan tubuh perambatan implus saraf dan pengendali pertumbuhan. Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier(tingkat tiga), dan kuartener(tingkat empat). Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode : hidrolisis protein,dengan asam kuat(Lehninger 1988).
Sifat-sifat protein berbeda-beda saat berhidrolisis dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainya. Kelarutan protein akan berkurang bila kedalaman larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk menngikat air. Garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang (Hamdan. 2007).
            Protein dapat diendapkan dengan pennambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air (Effendi 2003)..
            Protein merupakan biopolimer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur. (Effendi 2003).
Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya (Pearce. 2009).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
Alat                                                                 Bahan
Tabung Reaksi                                                Larutan NaOH 10%
Penjepit Tabung                                              Larutan CuSO4 5%
Rak Tabung Reaksi                                         Larutan HCl 10%
Pipet Tetes                                                      Aqudes
Pipet Ukur                                                       Larutan (NH4)2SO4 jenuh
                                                                        Larutan HgCl2 5 %
                                                                        Larutan CaCl2 5 %
Larutan Pb-Asetat 5 %
Larutan NaCl 5 %
Larutan BaCl 5 %
Albumin telur

3.2 Prosedur Kerja
A.      Uji Kelarutan Protein
1.      Menyediakan 5 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan aquades, HCl 10%, NaOH 40% dan alkohol 96% sebanyak 1 ml.
2.      Menambahkan 2 ml albumin pada setiap tabung reaksi.
3.      Mengocok dengan kuat lalu mengamati sifat kelarutan.
B.   Uji Pengendapan Protein dengan Garam
1.      Menyediakan 5 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2 ml albumin.
2.      Pada setiap tabung masing-masing ditambahkan larutan NaCl 5%, BaCL 5%, CaCl 5% dan (NH4)2SO4 jenuh tetes demi tetes sampai terbentuk endapan.
3.      Selanjutnya kembali tambahkan larutan garam secara berlebihan. Lalu dikocok dan diamati perubahan yang terjadi.
C.   Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik
1.      Menyediakan 5 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2 ml albumin.
2.      Pada kelima tabung berturut-turut ditambahnkan 10 tetes CuSO4 5%, HgCl 5% dan Pb-Asetat 5%.
3.      Kemudian goyang tabung dan amati perubahan yang terjadi.
D.   Uji Denaturasi
1.      Menuangkan 3 ml albumin ke dalam tabung reaksi.
2.      Memanaskan sampai mendidih sampai beberapa menit dengan api kecil.
3.      Amati perubahan yang terjadi.






















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan

A.   Uji Kelarutan Protein
Bahan
Tabung I
Tabung Ii
Tabung Iii
Tabung Iv
Albumin Telur
2 Ml
2 Ml
2 Ml
2 Ml
Aquades
1 Ml



Hcl 10%

1 Ml


Naoh 40%


1 Ml

Alkohol 96%



1 Ml
Kocok Tabung Reaksi Dengan Kuat
Hasil :
Larut Atau Tidak Larut
Tidak Larut
Tidak Larut
Larut
Larut

B.   Uji Pengendapan Protein dengan Garam
Bahan
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Tabung IV

Albumin Telur
2 Ml
2 Ml
2 Ml
2 Ml
2 ml

Nacl 5%
Berlebih





Bacl 5%

Berlebih




Cacl 5%


Berlebih



Aluminium Sulfat



Berlebih


(Nh4)2so4




Belebih

Kocok Tabung Reaksi Dengan Kuat





Hasil :
Endapan Banyak/Sedikit
Sedikit
Banyak
Sedikit
Sedikit
sedikit


C.   Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik
Bahan
Tabung I
Tabung Ii
Tabung Iii
Albumin Telur
2 Ml
2 Ml
2 Ml
Cuso4 5%
10 Tetes


Hgcl 5%

10 Tetes

Pb-Asetat 5%


10 Tetes
Kocok Tabung Reaksi Dengan Kuat
Hasil :
Ada Endapan Atau Tidak
Terdapat Endapan Biru
Terdapat Endapan Putih
Tidak Ada Endapan

D.  Uji Denaturasi
Bahanuji dan perlakuan
Pengamatan
Albumin telur dipanaskan
Setelah dipanaskan albumin menjadi putih susu dan ada endapan

4.2 Pembahasan
            Pada percobaan pertama dimana protein yang terdapat di dalam albumin telur merupakan salah satu dari protein globular dimana protein ini akan larut ketika dicampur dengan air ( aquades ), NaOH, Alkohol dan HCl. Sehingga pada percobaan pertama semua protein larut “sesuai dengan teori protein globular” tetapi ada beberapa yang menghasilkan endapan yang sangat sedikit.
            Pada percobaan kedua hanya garam BaCl2 yang menghasilkan endapan protein dan 4 garam lainya seperti NaCL, CaCl, aluminium sulfat, dan (NH4)2SO4 jenuh tidak menghasilkan  endapan yang begitu terlihat. Hal ini sangat jauh berbeda dari teorinya sendiri yang mengatakan bahwa ketika larutan garam dimasukan protein maka protein tersebut akan mengendap. Kesalahan mungkin terjadi pada saat pencampuran larutan garam dengan proteinya. Kemungkinan garam belum terlalu banyak dimasukkan sehingga belum berfungsi sebagaipelarut dari protein.
            Dalam pratikum ketiga karena larutan Asam Organik (TCA dan Asam Sulfosalisilat) tidak tersedia maka yang di pratikumkan hanya dengan 3 bahan terahir. Dimana pada protein ketika ditambahkan logam akan mengalami pengendapan dan hasilnya setelah pratikum semua albumin mengalami pengendapan secara ireversibel karean protein berikatan dengan logam sehingga mudah mengendap.
            Protein sangat peka terhadap pengaruh fisik dan kimia sehingga medah mengalami perubahan bentuk inilah yang disebut denaturasi. Pada percobaan kali ini dilakuka uji pengaruh fisik terhadap protein albumin dengan cara dipanaskan. Sehingga hasilnya terjadi perubahan bentuk pada albumin menjadi putih dan mengeras sehingga akan sangat mudah untuk mengendap. Penyebab dari perubbahan ini adalah suhu panas yang dihasilkan oleh kompor penangas air.
















BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
1.      Daya larut protein di setiap larutan berbeda-beda tergantung dengan jenih larutan dan konsentrasi larutan itu sendiri.
2.      Ketika konsentrasi garam pelarut semakin tinggi maka garam tersebut semakin efektif dalam mengendapkan protein.
3.      Protein pada umunya tidak larut tehadap Asam Organik dan juga logam. Dan juga megalami denaturasi.

5.2   Saran
            Untk pratikum selanjutnya ada baiknya dijelaskan dahulu pendahuluan pratikumnya tidak hanya prosedur kerjanya saja yang dibaca.

















JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan mengapa dengan penambahan garam berkonsentrasi tinggi dapat mengurangi kelarutan protein sehingga protein mengendap?
Jawab :
Karena dengan semakin tinggi konsentrasi garam maka protein akan semakin sukar larut hal ini diakibatkan larutan agaram semakin pekat dan juga semakin lemah mengikat protein sehingga protein mengendap.

2. Pada percobaan manakah garamnya paling efektif dalam mengendapkan proein? Mengapa.
Jawab :
Garam yang paling efektif adalah garam BaCl 5%. Karena jumlah muatan ion di dalam garam ini lebih banyak.

3. jelaskan mengapa susu dan putih telur dapan menjadi antidotun pada keracuna logam-logam berat.
Jawab :
Karena logam yang ditambahkan protein albumin akan menyebabkan logam dan albumin itu mengendap sehingga racun dari logam berat tadi akan mudah untuk keluar dari tubuh










DAFTAR PUSTAKA

Effendi Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (halaman : 207)
Hamdan Ali. 2007. Buku Biokimia Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo, [terhubung berkala] http://labdasar.trunojoyo.ac.id/buku%20biokimia.pdf [14 November 2014, 18:43]
Hart,H, 1987, Kimia Organik, Alih Bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga, Jakarta
Leningert, 1988, Essential Of General Organic And Biochemistry, W.B.Sounders Company, Philadelphia
Pearce Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Yuliani Sri, penerjemah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari : Anatomy and Physiology for Nurses (halaman : 200)
Sabiston David. 1987. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Andrianto Petrus, penerjemah.  Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan Dari : Essentials of Surgery (halaman : 73)
Sumardjo Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedoktern EGC (halaman : 180)
Winarno, F.G, 1997, Kimia Pangan Dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta





1 komentar:

  1. Roulette with Baccarat - Wolverione
    Baccarat uses 3 바카라 사이트 paylines and comes with an interesting range of bets. The basic bets are simple – just put 메리트카지노 the bet amount and the 바카라 bet amount

    BalasHapus